Meskipun sudah beberapa kali gagal dalam bisnis, Theresia Alit Widyasari tidak mudah menyerah. Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk mendirikan distribution outlet (distro). Awalnya, dia sempat membeli merek ternama seperti Cosmic, Ouval, dan Airplane (distro asal Bandung). Namun rupanya untuk mengambil dari Bandung, perlu perjuangan. Ditambah lagi pada saat itu belum ada tol Cipularang dan belum tahu proses membuat clothing line. Sehingga dia memutuskan untuk menjual kembali merek-merek tersebut.
Widya, panggilan akrabnya, mengaku memulai bisnis distro bersama kedua kakak-nya. Sebelumnya, dia juga pernah bisnis tambak udang, jual daging dan saham. "Pokoknya apa saja, yang bisa menghasilkan uang, pernah -kita lakukan," kisahnya belum lama ini. Dia menuturkan, ide awal mendirikan distro karena ajakan teman. Kebetulan, saat itu distro sedang booming. "Semua orang dianggap gaul banget kalau memakai kaus distro," ujar lajang lulusan Fashion Design and Marketing from Cavendish College di Inggris ini.
Setiap kali memulai bisnis, Widya selalu meminta bantuan ayahnya. Tapi, karena sudah berkali-kali gagal dalam berbisnis, membuatnya malu minta bantuan sang ayah. Karena itu, dia sempat berpikir untuk mencari pinjaman dari orangtua teman. Namun sayang, tidak berhasil. Saat itu, dia gagal meyakinkan orangtua temannya bahwa distro merupakan usaha yang punya prospek bagus di masa depan.
Akhirnya dia mengajak ayahnya ke Bandung untuk melihat bagaimana ramainya industri distro di kota tersebut. Beruntung, ayahnya tertarik dan menawarkan pinjaman bank. Begitu pinjaman tersebut cair, dia lang-sung mencari lokasi. September 2003, Bloop berdiri di Kalimalang. Pengunjungnya sangat sedikit. Kemudian, distronya pindah ke Tebet Utara, Jakarta Selatan, karena daerah itu dianggap strategis. Selain itu, di Tebet belum banyak usaha distro ataupun factory outlet, sehingga persaingan tidak terlalu ketat.
Sambil berbisnis, dia juga ingin menambah ilmu. Akhirnya, Widya memutuskan bersekolah di London, Inggris, mengambil jurusan fashion marketing. Pulang dari Inggris, dia sadar bahwa dalam bisnis pakaian dirinya tidak bisa hanya menjual kaus, celana, dan sandal. Ia berpikir ha-rus lebih kreatif dan melakukan pembaruan. Lalu, dia melakukan riset, menanyakan apakah masyarakat tertarik kalau dia menjual pakaian, sepatu dan lain-lain. Hasilnya, masyarakat ingin baju yang lebih modis dan variatif. Karena mendapat respons bagus. Widya meneruskan usahanya hingga kini. Jumlah pengunjung Bloop saat ini mencapai 1.000 sampai 1.500 per hari. Kalau akhir pekan, bisa sampai 2.500 orang. Bahkan, saat Lebaran, pernah mencatat rekor sampai 11.000 orang per hari. Jadi, orang yang ingin berbelanja, masuknya harus bergantian.
Sukses dengan bisnis fashion, Widya pun merambah bisnis kuliner, yaitu Resto Bebek Ginyo yang juga laris manis didatangi pengunjung dan pecinta kuliner. Atas prestasinya yang luar biasa tersebut, Widya telah beberapa kali meraih penghargaan, salah satunya Class of Winner Ernst & Young Entrepreneurial Winning Woman 2010.
Email : dearwiddie@hotmail.com